Tulisan Merah adalah perkataan Kristen..sedangkan yang
tulisan hitam adalah jawaban dari saya:
Kristen mengatakan:
Kristen mengatakan:
Isa AS adalah Roh Allah yang menjelma menjadi Manusia yang sempurna
“arsalnaa ilaihaa ruuhanaa fa tamatstsala lahaa basyaran sawiyya.”
Kami mengutus Roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya menjadi Manusia yang sempurna (Maryam, 19:17)
Isa AS dilahirkan bukan dari bapa Insani, tetapi dari Roh Allah
“Wallatii ahshanat farjahaa fa nafakhnaa fiihaa mir ruuhinaa Wa ja’alnaahaa wabnahaa ayatal lil ‘aalamiin”
Ingatlah kisah seorang perempuan yang memelihara kehormatannya (Maryam) lalu Kami tiupkan kepadanya Roh Kami (Roh Allah) dan Kami jadikan dia dan Anaknya tanda (kuasa Allah) bagi semesta alam. (Al Anbiyaa, 21:91)
Isa AS adalah Roh Allah yang menjelma menjadi Manusia yang sempurna
“arsalnaa ilaihaa ruuhanaa fa tamatstsala lahaa basyaran sawiyya.”
Kami mengutus Roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya menjadi Manusia yang sempurna (Maryam, 19:17)
Isa AS dilahirkan bukan dari bapa Insani, tetapi dari Roh Allah
“Wallatii ahshanat farjahaa fa nafakhnaa fiihaa mir ruuhinaa Wa ja’alnaahaa wabnahaa ayatal lil ‘aalamiin”
Ingatlah kisah seorang perempuan yang memelihara kehormatannya (Maryam) lalu Kami tiupkan kepadanya Roh Kami (Roh Allah) dan Kami jadikan dia dan Anaknya tanda (kuasa Allah) bagi semesta alam. (Al Anbiyaa, 21:91)
Jawab:
Maryam 19:17
bunyinya begini= faittakhadzat min duunihim hijaaban fa-arsalnaa
ilayhaa ruuhanaa fatamatstsala lahaa basyaran sawiyyaan
17. maka ia
mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami
[901] kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang
sempurna.
[901]. Maksudnya:
Jibril a.s.
Disambung dengan
ayat lain yang bunyinya:
qaalat innii
a’uudzu bialrrahmaani minka in kunta taqiyyaan
18. Maryam berkata:
“Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha pemurah, jika
kamu seorang yang bertakwa”.
qaala innamaa anaa
rasuulu rabbiki li-ahaba laki ghulaaman zakiyyaan
19. Ia (jibril)
berkata: “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu
seorang anak laki-laki yang suci”.
qaalat annaa
yakuunu lii ghulaamun walam yamsasnii basyarun walam aku baghiyyaan
20. Maryam berkata:
“Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang
manusiapun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!”
Jadi si penuding
tersebut keliru dalam memahami konteks ayat itu..
Sedangkan ayat
Al-Anbiyaa 21:91: bisa di baca pada keterangan pada link dibawah ini:
Dan Maha Suci
Allah dari sekutu dan anak: QS. 2:22, 2:116, 3:18, 3:79, 3:80, 4:171, 6:100, 6:101, 10:68, 13:30, 14:30, 16:17, 16:20, 16:21, 16:57, 17:40, 17:42, 17:43, 17:111, 18:4, 19:35, 19:89, 19:90, 19:92, 21:17, 21:22, 21:26, 23:91, 25:2, 26:98, 26:213, 27:59, 27:60, 27:61, 27:62, 27:63, 27:64, 28:68, 34:22, 34:27, 34:33, 35:40, 37:4, 37:152, 37:153, 37:158, 37:159, 37:180, 39:4, 41:9, 43:19, 43:81, 43:82, 52:39, 52:43, 53:23, 53:27, 72:3, 72:20, 112:1, 112:3, 112:4
Dan sifat Allah
berbeda dengan Makhluknya: QS. 6:91, 6:101, 6:103, 17:111, 19:65, 20:5, 20:50, 21:23, 25:59, 28:88, 30:27, 35:41, 39:67, 42:11, 55:27, 112:1, 112:2, 112:3, 112:4
Dan Para utusan
Allah pun tidak mengetahui alam ghaib: QS. 3:179, 5:116, 6:50, 7:188, 10:20, 11:31, 11:49, 19:78, 27:65, 34:14, 52:41, 53:35, 68:47, 72:26
Isa Al-Masih adalah The-Word incanated, yaitu
Firman/Kalimat Allah yang Ilahi turun (nuzul)
masuk kedunia (melalui Maria). “lahir” menjadi anak manusia!
APAKAH BENAR ISA ITU KALIMATULLAH YANG NUZUL….??SO MARI KITA SIMAK….
VERSI ISLAM DIKATAKAN…
1.LANDASAN HADITS
PERKATAAN Muhammad sendiri yang mengatakan: “Isa faa innahu Rohullah wa Kalimatuhu’- (Isa itu sesungguhnya Roh Allah dan Firman-Nya). (Hadits Anas bin Malik–Mutiara Hadits halaman 353).
masuk kedunia (melalui Maria). “lahir” menjadi anak manusia!
APAKAH BENAR ISA ITU KALIMATULLAH YANG NUZUL….??SO MARI KITA SIMAK….
VERSI ISLAM DIKATAKAN…
1.LANDASAN HADITS
PERKATAAN Muhammad sendiri yang mengatakan: “Isa faa innahu Rohullah wa Kalimatuhu’- (Isa itu sesungguhnya Roh Allah dan Firman-Nya). (Hadits Anas bin Malik–Mutiara Hadits halaman 353).
Terjemahan:
Kata Ibnu ‘Abbas r.a.: Yahya dan ‘Isa adalah saudara sepupu dari pihak ibu,
dan ibu Yahya pernah berkata kepada Maryam: “Aku mendapati bahwa bayi yang ada dalam
perutku bersujud kepada bayi yang ada di perutmu”. Yahya sudah membenarkan
‘Isa sejak dalam kandungan ibunya, dan dialah orang yang paling awal menyaksikan kebenaran
‘Isa, yaitu ‘Isa sebagai Firman Allah.
Kata Ibnu ‘Abbas r.a.: Yahya dan ‘Isa adalah saudara sepupu dari pihak ibu,
dan ibu Yahya pernah berkata kepada Maryam: “Aku mendapati bahwa bayi yang ada dalam
perutku bersujud kepada bayi yang ada di perutmu”. Yahya sudah membenarkan
‘Isa sejak dalam kandungan ibunya, dan dialah orang yang paling awal menyaksikan kebenaran
‘Isa, yaitu ‘Isa sebagai Firman Allah.
Jawab:
Hadits yang
sebenarnya berbunyi:
“Isa faa innahu
Roh-ul-Lah wa kalimatuhu”
Isa itu
sesungguhnya Roh Allah dan Kalimat-Nya [ Hadist riwayat Anas bin Malik Hal. 72 ]
Tanpa adanya
penambahan kata TERJEMAHAN karena hadits tersebut tidak
menyambung sebagaimana si penuding mencoba/memasukkan terjemahan dengan menghubungkan
perkataan dari Ibnu ‘Abbas r.a.
Isa Faa Innahu Roh
ul lah wa kalimatuhu: lihat konteks yang sebenarnya dibawah ini:
·
عيسى – ‘Isa
·
قال – (Isa) berkata
·
يكون – adalah ia (Isa)
·
له – bagi-Nya-lah/memiliki
·
وعيسى – dan ‘Isa
·
وأقسطوا – dan berlaku adil-lah kamu
·
وكفى – dan cukup-lah
·
وعيسى – dan Isa
·
وروح – dan roh
·
والروح – dan Roh/Jibril
·
واركعي – dan ruku’lah
·
واركعوا –
dan ruku’lah kamu
·
بعيسى – dengan Isa
·
بروح – dengan Roh
·
بروح – dengan roh pertolongan
·
هو – Dia-lah
·
قال – ia (Isa) berkata
·
عيسى – Isa
·
قتلوه – mereka membunuhnya (Isa)
·
فيه – padanya (Isa)
·
الروح – roh
·
روحي –
roh-Ku
·
روحا – roh/Al Qur’an
·
الروح – roh/jibril
·
اركعوا – ruku’lah kamu
konteks ayat
tersebut tidak mengandung pengertian seperti yang mereka (penuding) fahami.
Pengertian yang tersirat dalam ayat tersebut adalah bahwa Allah Ta’ala
menyebutkan kata “al Masih” kemudian menggantikan nama itu dengan nama orang
(personifikasi), yaitu Isa yang dinasabkan kepada ibunya, Maryam, sebagaimana
orang lain dinasabkan kepada ayahnya.
Allah menjadikannya
sebagai rasul yang diutus kepada Bani Israil, kemudian penggambarannya
disambungkan kepada Allah, maka dikatakan bahwa dia adalah “kalimat
Allah” atau dengan kata lain, Allah menciptakannya dengan
perkataan “jadilah” (kun), sebagaimana Allah menciptakan Adam
dengan kata tersebut tanpa melalui proses pembuahan (tanpa ayah dan ibu),
kemudian menggambarkannya sebagai ruh yang diciptakan Allah Ta’ala.
Allah menyebut Isa
sebagai Rasul Allah atau orang yang diutus Allah, sebagaimana para rasul yang
membawa syariat-Nya yang diutus kepada makhluk-Nya agar mengajak mereka untuk
beribadah kepada Allah.
Isa sebagai “kalimat
Allah” yang diutus-Nya melalui seorang malaikat. Malaikat itu
meniupkan ruh ke dalam perut Maryam sehingga ia mengandung, kemudian Allah
menyebutkan bahwa ruh itu berasal berasal dari-Nya, yaitu ruh yang merupakan
makhluk ciptaan Allah pula. Maka penamaan “kalimat Allah” merupakan
tambahan kemuliaan, seperti yang terdapat dalam kata “Rumah Allah” (Baitullah), “pedang
Allah” (saifulah) atau “Unta Allah” (Naaqatallah).
Sedangkan kata “Ruh
al Qudus” yang disebutkan Allah Ta’ala “Kami memperkuatnya dengan
Ruhul Qudus”. (QS Al Baqarah (2) : 87), yang dimaksudkan adalah Jibril yang
merupakan malaikat pembawa wahyu yang diturunkan kepada para nabi dan ia adalah
makhluk ciptaan Allah, sebagaimana malaikat-malaikat yang lainnya.
Hal ini juga dibahas dalam kitab Fathul Majid Bab Fadhlut Tauhid Ma yukaffiru Minadz Dzunuub mulai halaman 57. Menjelaskan bahwa Isa Alaihissalam dinamakan dengan “kalimat” karena dia diciptakan dengan firman Allah “kun”, Isa bukan “kun” tetapi tercipta dengan “kun”. Kun itu dari Allah, sehingga dia bukan makhluk.
Hal ini juga dibahas dalam kitab Fathul Majid Bab Fadhlut Tauhid Ma yukaffiru Minadz Dzunuub mulai halaman 57. Menjelaskan bahwa Isa Alaihissalam dinamakan dengan “kalimat” karena dia diciptakan dengan firman Allah “kun”, Isa bukan “kun” tetapi tercipta dengan “kun”. Kun itu dari Allah, sehingga dia bukan makhluk.
Kaum Jahmiyah
menyatakan bahwa mereka menemukan ayat dalam Kitabullah yang menjadi bukti
bahwa Al Quran adalah makhluk yaitu kata “kalimatuhu”. Karena,
masih menurut mereka, kalau menganggap kalimat Allah bukan makhluk berarti sama
saja menganggap Isa juga bukan makhluk sama seperti anggapan kaum Kristen bahwa
Isa adalah bukan makhluk sebagaimana kalimatuhu juga bukan makhluk.
Jadi kalau tidak
faham dengan hal ini, kita seperti kepada dua pilihan yang sama-sama sesat,
pemahaman Jahmiyah, yaitu menganggap kalimatuhu makhluk sehingga Isa adalah
makhluk, atau pemahaman kaum Kristen, yaitu menganggap kalimatuhu bukan makhluk
sehingga Isa juga bukan makhluk.
Beberapa pengertian
dari istilah “Kalimat Tuhan” sendiri bisa kita lihat pada ayat
al-Qur’an berikut :
Kalimatutul ‘azabi
‘alal kafirin
Telah berlakulah Kalimat azab bagi orang-orang yang kafir – Qs. 39 Az-Zumar : 71
Telah berlakulah Kalimat azab bagi orang-orang yang kafir – Qs. 39 Az-Zumar : 71
Wa izibtala
Ibrohima Robbuhu bi kalimati fa atammahunna
Dan ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa Kalimat dan tetap dilaksanakannya – Qs. 2 Al-Baqarah : 124
Dan ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa Kalimat dan tetap dilaksanakannya – Qs. 2 Al-Baqarah : 124
Dari contoh
persamaan ayat tersebut, bisa diperoleh kesimpulan bahwa istilah Kalimat atau
firman Tuhan disini berarti Ketetapan Tuhan kepada makhluk-Nya. Sehingga dengan
demikian maksud dari ayat 171 An-Nisaa’ yang menyatakan ‘Isa al-Masih merupakan
kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam adalah Ketetapan atau keputusan
Allah atas kelahiran ‘Isa al-Masih dari diri Maryam yang masih perawan, seperti
maksud dari ayat berikut ini :
Al-masih putera
Maryam itu hanyalah salah seorang Rasul seperti para Rasul sebelumnya – yang
pernah ada – dan ibunya adalah orang yang sangat benar – Qs. 5 al-maidah : 75
Para Rasul itu Kami
lebihkan setengah mereka dari setengah lainnya Diantaranya ada yang Allah
berkenan berbicara langsung dengannya –seperti Musa- Adapula yang Allah
tinggikan derajatnya beberapa tingkat. Juga Kami telah memberi kepada ‘Isa
putera Maryam beberapa mukjizat (kelebihan) Serta Kami kuatkan dia dengan Ruh
yang Suci – Qs. 2 al-Baqarah : 253
Dan keterangan
hadits yang lainnya , bersumber dari Hadist yang diriwayatkan
Abu Hurairah ra., ia berkata:
Aku pernah
mendengar Rasulullah saw. bersabda: Aku adalah orang yang paling berhak
terhadap putra Maryam. Para nabi adalah saudara-saudara seayah. Antara aku dan
dia (putra Maryam) tidak ada seorang nabi pun. (Shahih
Muslim No.4360)
• Hadis
riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah
saw. bersabda: Tidak seorang bayi pun yang dilahirkan kecuali telah disentuh
oleh setan sehingga ia menangis menjerit karena sentuhan setan tersebut kecuali
putra Maryam dan ibunya. (Shahih
Muslim No.4363)
• Hadis
riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw.
bersabda: Pada suatu hari Isa putra Maryam melihat seorang lelaki mencuri. Isa
lalu bertanya kepada lelaki tersebut: Kamu telah mencuri? Lelaki tersebut
menjawab: Tidak, demi Zat yang tiada Tuhan selain Dia. Selanjutnya Isa berkata:
Aku beriman kepada Allah dan aku mendustakan diriku. (Shahih
Muslim No.4366)
Kristen mengatakan:
Sedangkan An-Nisa 171:
” …. KalimahNya yang Ia BERIKAN KEPADA MARYAM DENGAN TIUPAN RUH DARIPADANYA …. ”
Kalau Anda mau jujur, nats An-Nisa 171 adalah INKARNASI/NUZUL Kalimatullah dalam Kemanusiaan Isa Al Masih, sama sekali BUKAN penciptaan!
BERIKUT KONFIRMASI DALAM QURAN DAN HADITS ISA ADALAH SANG FIRMAN/ALLAH YANG NUZUL….
Isa AS mengatakan perkataan yang benar
“Dzaalika ‘isabnu Maryama qaulal haqqil ladzil fiihi yamtaruum”
Itulah Isa putra Maryam yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenaran-Nya (Maryam, 19:34)
Sedangkan An-Nisa 171:
” …. KalimahNya yang Ia BERIKAN KEPADA MARYAM DENGAN TIUPAN RUH DARIPADANYA …. ”
Kalau Anda mau jujur, nats An-Nisa 171 adalah INKARNASI/NUZUL Kalimatullah dalam Kemanusiaan Isa Al Masih, sama sekali BUKAN penciptaan!
BERIKUT KONFIRMASI DALAM QURAN DAN HADITS ISA ADALAH SANG FIRMAN/ALLAH YANG NUZUL….
Isa AS mengatakan perkataan yang benar
“Dzaalika ‘isabnu Maryama qaulal haqqil ladzil fiihi yamtaruum”
Itulah Isa putra Maryam yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenaran-Nya (Maryam, 19:34)
Jawab: Ayat An-Nisaa 171, yang
dikutip oleh si penuding tersebut hanya berdasarkan asumsi pemikirannya saja
dan tidak merujuk kepada ayat sebenarnya…
An-Nisaa 171, Ayat yang sebenarnya bunyinya begini:
An-Nisaa 171, Ayat yang sebenarnya bunyinya begini:
yaa ahla alkitaabi
laa taghluu fii diinikum walaa taquuluu ‘alaa allaahi illaa alhaqqa innamaa
almasiihu ‘iisaa ibnu maryama rasuulu allaahi wakalimatuhu alqaahaa ilaa
maryama waruuhun minhu faaaminuu biallaahi warusulihi walaa taquuluu
tsalaatsatun intahuu khayran lakum innamaa allaahu ilaahun waahidun subhaanahu
an yakuuna lahu waladun lahu maa fii alssamaawaati wamaa fii al-ardhi wakafaa biallaahi
wakiilaan
171. Wahai Ahli
Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu [383], dan janganlah kamu
mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, ‘Isa
putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya
[384] yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya
[385]. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu
mengatakan : “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih
baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari
mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya.
Cukuplah Allah menjadi Pemelihara.
[383] Maksudnya :
janganlah kamu mengatakan Nabi ‘Isa a.s. itu Allah, sebagai yang dikatakan oleh
orang-orang Nasrani. [384] Lihat not 193. [385] Disebut tiupan dari Allah
karena tiupan itu berasal dari perintah Allah.
Jelas sekali, si
penuding hanya berasumsi saja bahkan asal tulis. Dan ayat yang saya
tuliskan diatas sudah sangat benar menginformasikan kepada manusia bahwa Isa
adalah utusan bukan Allah.
Sedangkan pada
surat Maryam 19:34 yang bunyinya:
dzaalika ‘iisaa
ibnu maryama qawla alhaqqi alladzii fiihi yamtaruuna
34. Itulah Isa
putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka
berbantah-bantahan tentang kebenarannya.
Benar Isa
mengatakan tentang “kebenaran“ tetapi kebenaran yang Tidak layak bagi
Allah mempunyai anak, sebagaimana sambungan ayat 34 sampai 36 yang
bunyinya:
maa kaana lillaahi
an yattakhidza min waladin subhaanahu idzaa qadaa amran fa-innamaa yaquulu lahu
kun fayakuunu
35. Tidak layak
bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu,
maka Dia hanya berkata kepadanya: “Jadilah”, maka jadilah ia
wa-inna allaaha
rabbii warabbukum fau’buduuhu haadzaa shiraathun mustaqiimun
36. Sesungguhnya
Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahIah Dia oleh kamu sekalian. Ini
adalah jalan yang lurus.jadilah ia.
Jadi jelaslah sudah
Allah Maha Suci dan tak layak punya anak sebagaimana keterangan ayat diatas
tersebut.
Kristen mengatakan:
2.LANDASAN QURAN
Perhatikan penggalan kalimat Quran Q 4:157 =
” …. Sesungguhnya Al-Masih, Isa putera Maryam itu, tidak lain melainkan utusan Allah dan KALIMAHNYA yang Ia [Allah] BERIKAN KEPADA MARYAM DENGAN TIUPAN RUH DARIPADA-NYA [Allah].”
2.LANDASAN QURAN
Perhatikan penggalan kalimat Quran Q 4:157 =
” …. Sesungguhnya Al-Masih, Isa putera Maryam itu, tidak lain melainkan utusan Allah dan KALIMAHNYA yang Ia [Allah] BERIKAN KEPADA MARYAM DENGAN TIUPAN RUH DARIPADA-NYA [Allah].”
Jawab: Penuding
yang menuliskan ayat tersebut diatas saja sudah SALAH..Tidak ada satupun
penggalan kalimat yang sama tertulis dalam QS. 4:157 dibawah ini- Silahkan
penuding lihat ayat konteks yang sebenarnya – An’Nisaa 4: 157 yang bunyinya:
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَـكِن شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُواْ فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِّنْهُ مَا لَهُم بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلاَّ اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِيناً
waqawlihim innaa
qatalnaa almasiiha ‘iisaa ibna maryama rasuula allaahi wamaa qataluuhu wamaa
shalabuuhu walaakin syubbiha lahum wa-inna alladziina ikhtalafuu fiihi lafii
syakkin minhu maa lahum bihi min ‘ilmin illaa ittibaa’a alzhzhanni wamaa
qataluuhu yaqiinaan
157. dan karena
ucapan mereka : “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, ‘Isa putra Maryam,
Rasul Allah [378]”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula)
menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan
‘Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang
(pembunuhan) ‘Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu.
Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali
mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh
itu adalah ‘Isa.
[378] Mereka
menyebut ‘Isa putera Maryam itu Rasul Allah ialah sebagai ejekan, karena mereka
sendiri tidak mempercayai kerasulan ‘Isa itu.
Keterangan ayat
lainnya: “Sebenarnya mereka
telah melakukan penghinaan (terhadap Tuhan), mereka yang mengatakan, bahwa
Allah ialah Isa al-Masih anak Mariam. Katakan: Siapakah yang dapat merintangi
jika Ia hendak membinasakan al-Masih anak Mariam serta ibunya dan setiap orang
yang ada di muka bumi ini semua? Kerajaan langit dan bumi serta segala yang ada
di antara itu, adalah milik Allah. Ia menciptakan apa yang ada di antara itu,
dan Allah Maha Kuasa atas segalanya. Orang-orang Yahudi dan Nasrani berkata:
Kami adalah anak-anak Allah dan yang dicintaiNya. Katakan: Mengapa Ia
menyiksamu karena dosa-dosamu itu? Sebenarnya kamupun manusia, seperti yang
pernah diciptakanNya. Ia mengampuni siapa saja yang dikehendakiNya dan Ia
menghukum siapa saja yang dikehendakiNya. Kerajaan langit dan bumi serta segala
yang ada di antara itu, adalah milik Allah. Dan kepadaNyalah kembali sebagai
tujuan terakhir.” (QS,
5:17-18)
“Sebenarnya mereka
telah melakukan penghinaan (terhadap Tuhan), mereka yang mengatakan, bahwa
Allah itu al-Masih anak Mariam. Bahkan al-Masih berkata: Hai anak-anak Israil,
sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu. Barangsiapa mempersekutukan Allah, Allah
akan mengharamkan surga baginya dan tempatnya adalah api neraka. Orang-orang
teraniaya itu takkan punya pembela. Sebenarnya mereka telah melakukan penghinaan
(terhadap Tuhan) mereka yang mengatakan, bahwa Allah adalah satu dari tiga
dalam Trinitas. Tak ada tuhan kecuali Tuhan Yang Satu. Apabila tidak mau juga
mereka berhenti (menghina Tuhan), pasti mereka yang telah merendahkan (Tuhan),
itu akan dijatuhi siksaan yang memedihkan.” (QS, 5:72-73)
“Dan ingat ketika
Allah berkata: Hai Isa anak Mariam! Engkaukah yang mengatakan kepada orang:
mengangkatku dan ibuku sebagai dua tuhan selain Allah? Ia menjawab: Maha Suci
Engkau, tidak akan aku mengatakan yang bukan menjadi hakku. Kalaupun aku
mengatakannya, tentu Engkau sudah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada
dalam hatiku, tapi aku tidak mengetahui apa yang ada di dalam Dirimu. Maha
Mengetahui Engkau atas segala yang gaib. Tak ada yang kukatakan kepada mereka,
selain daripada yang Kauperintahkan kepadaku; supaya mereka menyembah Allah,
Tuhanku dan Tuhanmu, dan akulah saksi mereka selama aku berada
di tengah-.engah mereka. Tetapi setelah Kauwafatkan aku, Engkau
Pengawas mereka dan Engkau pula yang menyaksikan segala sesuatu. Kalau Engkau
siksa mereka, mereka adalah hamba-hambaMu, kalaupun Engkau ampuni mereka,
Engkau Penguasa Maha Mulia dan Bijaksana.” (QS, 5:116-118)
Kristen mengatakan:
Apakah tersirat bahwa Isa diciptakan dalam kandungan Maria ? Tidak!! Tapi Kalimatullah itu dikandung oleh Maria dengan Kuasa Rohullah.
Kata “Al Qoha Ila Maryam” yang diartikan dengan Meniupkannya ke dalam rahim Maryam susunan kalimatnya berbentuk kata kerja transitif (fi’il muta’addi), yaitu kata kerja yang membutuhkan obyek penderita.
Pada ayat ini, subyeknya adalah “Allah”.Kata kerjanya ialah “alqo” (melemparkan). Obyek penderitanya ialah “ha” (Kalimah).
Tepatnya: Allah [God] adalah Subject – Alqo adalah Verb – Kalimatullah adalah Object. Kalimatullah itu dijelmakan dalam Kemanusiaan Yesus, tapi Kalimatullah itu tetap melekat [Qodim] dalam diri Allah. Inilah KeMaha-Hadiran dan KeMaha-Kuasaan Allah. Umat Kristen menamakan Bayi Mesias itu Immanuel [Allah beserta kita].
bandingkan dengan konteks penciptaan Adam, siapapun dengan mudah akan mengerti bahwa ini adalah penciptaan, BUKAN inkarnasi. yg dibuat dari bahan tanah (debu) dan dihembuskan (diberikan) nafas.
Apakah tersirat bahwa Isa diciptakan dalam kandungan Maria ? Tidak!! Tapi Kalimatullah itu dikandung oleh Maria dengan Kuasa Rohullah.
Kata “Al Qoha Ila Maryam” yang diartikan dengan Meniupkannya ke dalam rahim Maryam susunan kalimatnya berbentuk kata kerja transitif (fi’il muta’addi), yaitu kata kerja yang membutuhkan obyek penderita.
Pada ayat ini, subyeknya adalah “Allah”.Kata kerjanya ialah “alqo” (melemparkan). Obyek penderitanya ialah “ha” (Kalimah).
Tepatnya: Allah [God] adalah Subject – Alqo adalah Verb – Kalimatullah adalah Object. Kalimatullah itu dijelmakan dalam Kemanusiaan Yesus, tapi Kalimatullah itu tetap melekat [Qodim] dalam diri Allah. Inilah KeMaha-Hadiran dan KeMaha-Kuasaan Allah. Umat Kristen menamakan Bayi Mesias itu Immanuel [Allah beserta kita].
bandingkan dengan konteks penciptaan Adam, siapapun dengan mudah akan mengerti bahwa ini adalah penciptaan, BUKAN inkarnasi. yg dibuat dari bahan tanah (debu) dan dihembuskan (diberikan) nafas.
Jawab:
Kalimat sebenarnya
dari arti Al Qoha Ila Maryam:
·
قالت – (Maryam) berkata
·
ومريم – dan Maryam
·
قالت – dia (Maryam) berkata
·
مريم – Maryam
·
يؤلون – mereka meng-ila
(bersumpah tidak akan mendekati)
·
Kata “Al Qoha Ila Maryam” yang diartikan dengan Meniupkannya
kedalam rahim Maryamsusunan kalimatnya berbentuk kata kerja
transitif (fi’il muta’addi), yaitu kata kerja yang membutuhkan obyek penderita.
o
Pada ayat ini,
subyeknya adalah “Allah”.
Kata kerjanya ialah “alqo” (melemparkan).
Obyek penderitanya ialah “ha” (Kalimah).
Kata kerjanya ialah “alqo” (melemparkan).
Obyek penderitanya ialah “ha” (Kalimah).
Transitif – Fi’il
Muta’addi
·
Fi’il muta’addi
adalah fi’il yang membutuhkan adanya objek (kata kerja transitif)
Contoh:
·
فَهِمَ زَيْدٌ الدَّرْسَ (Zaid memahami pelajaran)
·
شَرِبَ مُحَمَّدٌ العَسَلَ (Muhammad minum madu)
·
أَكَلَ عَلِيٌّ الْخُبْزَ (Ali makan roti)
·
Cara
Membuat Fi’il Muta’addi
·
1. Dibuat mengikuti
wazan (pola) فَعَّلَ
·
Contoh:
·
حَسُنَ –> حَسَّنَ
·
سَهُلَ –> سَهَّلَ
·
2. Dibuat mengikuti
wazan (pola) أَفْعَلَ
·
Contoh:
·
خَرَجَ –> أَخْرَجَ
·
كَمُلَ –> أَكْمَلَ
Pembagian Fi’il pada Fi’il
Muta’addi dan Fi’il Lazim.
الْفِعْلُ : إِمَّا مُتَعَدٍّ , وَهُوَ الَّذِيْ
يَتَعَدَّى مِنَ الْفَاعِلِ إِلَى الْمَفْعُوْلِ بِهِ ؛ كَقَوْلِكَ : ضَرَبْتُ
زَيْدًا , وَيُسَمَّى أَيْضًا : وَاِقعًا , وَمُجَاوِزًا.
Kalimah
Fi’il itu: ada yang Muta’addi, yaitu kalimah fi’il yang melampaui/menjangkau
dari Fa’il sampai ke Maf’ul Bih; seperti contoh perkataanmu: ضَرَبْتُ زَيْدًا DHARABTU ZAIDAN “aku
memukul pada Zaid”. Dinamakan pula Fi’il Waqi’ (mengena) dan Fi’il Mujaawiz
(mencapai).
وَإِمَّا غَيْرُ مُتَعَدٍّ , وَهُوَ الَّذِيْ لَمْ
يَتَجَاوَزِ اْلفَاعِلَ إِلَى الْمَفْعُوْلِ بِهِ ؛ كَقَوْلِكَ حَسُنَ زَيْدٌ ,
وَيُسَمَّى أَيْضًا : لاَزِمًا وَغَيْرَ وَاقِعٍ.
Dan ada yang tidak Muta’addi, yaitu kalimah fi’il yang
tidak menjangkaukan Fa’il kepada Maf’ul; seperti contoh perkataanmu: حَسُنَ زَيْدٌ HASUNA ZAIDUN “ Zaid telah
baik”. Dinamakan pula Fi’il Lazim (tetap) dan Fi’il Ghair Waqi’ (tidak
mengena).
وَتَعْدِيَتُهُ فِي الثُّلاَثِيِّ الْمُجَرَّدِ :
بِتَضْعِيْفِ الْعَيْنِ , وَبِالْهمزةِ , كَقَوْلِكَ : فَرَّحْتُ زَيْدًا ,
وَأَجْلَسْتُهُ , وَبِحَرْفِ الْجَرِّ فِي الْكُلِّ ؛ نَحْوُ ذَهَبْتُ بِزَيْدٍ ,
وَانْطَلَقْتُ بِهِ.
Cara memuta’addikan Fi’il Lazim di dalam Fi’il Taulatsi
Mujarrad yaitu : Dengan men-tadh’if-kan (melipat/mendobelkan) ‘Ain Fi’ilnya,
atau dengan Hamzah, contoh perkataanmu: فَرَّحْتُ زَيْدًا FARRAHTU ZAIDAN “aku
menggembirakan zaid, dan أَجْلَسْتُهُ AJLASTUHU “aku
mendudukkannya”.
Atau dengan huruf jar untuk semua (tsulatsi/ruba’i/mujarrad/mazid), contoh: ذَهَبْتُ بِزَيْدٍ DZAHABTU BI ZAIDIN “aku memberangkatkan zaid”, dan انْطَلَقْتُ بِهِ INTHALAQTU BI HI “aku memberangkatkannya”.
Atau dengan huruf jar untuk semua (tsulatsi/ruba’i/mujarrad/mazid), contoh: ذَهَبْتُ بِزَيْدٍ DZAHABTU BI ZAIDIN “aku memberangkatkan zaid”, dan انْطَلَقْتُ بِهِ INTHALAQTU BI HI “aku memberangkatkannya”.
Jadi
sudah jelas, yang masuk kedalam tubuh Maryam itu adalah “Kalimah Hawadis” dan
bukan “Kalam Qodim”.
Sebab,
mustahil Allah memasuki tubuh Maryam. Seandainya peristiwa mustahil ini bisa
terjadi, maka susunan kalimatnya memakai kata kerja intransitif (fi’il lazim)
sebagai berikut :
Wakola muhu yad ghulu fi Maryam
Artinya: dan Firman-Nya memasuki tubuh Maryam
·
Dan, ketika kami
mengatakan mesjid adalah rumah Allah apakah artinya Allah tinggal di sana?
Ketika Allah berfirman, “Unta betina Allah.” (Asy-Syam 91:13) Apakah
unta itu adalah unta Allah, seperti makna lahirnya?
Seandainya pemahaman untuk ayat ini seperti yang
mereka katakan, tentu Nabi Adam adalah anak Allah juga, karena Allah berfirman
tentangnya, “Dan Ku-tiupakn kepadanya roh (ciptaan)Ku.” (Shaad
38: 72)
Allah berfirman, “Kemudian Dia menyempurnakan
dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya.” (As-Sajdah 32:9)
Dalam bahasa, ungkapan seperti ini dinamakan
dengan Al-Majaaz, sebagaimana firman Allah tentang Jibril, bahwa
dia adalah Ruhul Qudus.
Allah berfirman, “Dan Kami memperkuatnya
dengan Ruhul Qudus.” (Al-Baqarah 2:87)
Allah berfirman tentang Al-Quran, “Ruh/wahyu
(Al-Quran) dengan perintah kami.” (Asy-Syuuraa 42:52)
Sesungguhnya sesuatu adalah yang memberinya
kehidupan dan membedakannya dari sesuatu yang mati, yang tidak ada kehidupan
padanya. Jibril adalah ruh, karena Allah menjadikannya dapat meghidupkan hamba
dengan wahyu yang di bawahnya. Al-quran adalah ruh, karena dengannya kehidupan
hakiki bagi manusia.
Allah berfirman, “Hai orang-orang yang
beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeruh kamu
kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu,” (Al-Anfaal 8:24)
Maka, firman Allah tentang Nabi Isa, “Dari ruh
Kami,maksudnya adalah ruh ciptaan Kami.
Allah SWT, Berfirman, Al Masih putera Maryam itu
hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa
rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan[433].
Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli kitab) tanda-tanda
kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari
memperhatikan ayat-ayat Kami itu). ( QS. al-Maa’idah (5): 75).
[433]. Maksudnya ialah: bahwa Isa
a.s. dan ibunya adalah manusia, yang memerlukan apa yang diperlukan manusia,
seperti makan, minum dan sebagainya
Apa
yang terjadi dan dialami oleh Maryam ini sudah bukan pada tempatnya lagi untuk
didongengkan oleh kaum Nasrani selama ini sebagai cikal bakal kelahiran seorang
Tuhan atau anak Tuhan.
“Katakan: ‘Allah itu Satu. Allah itu abadi dan mutlak.
Tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tiada satu apa pun yang
menyerupai-Nya.” (QS, 112:1-4) “Tidak sepatutnya bagi Allah
akan mengambil anak. Maha Suci Ia.” (QS, 19:35) “Hal seperti
terhadap Isa bagi Allah sama seperti terhadap Adam; dijadikan-Nya ia dari tanah
lalu dikatakan: jadilah, maka jadilah ia.” (QS, 3:59)
Allah berfirman, “Dan mereka berkata: “Tuhan
Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak”. Sesungguhnya kamu telah
mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar . Hampir-hampir langit pecah
karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka
menda’wakan Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan
Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. Tidak ada seorangpun di langit
dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang
hamba. Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka
dengan hitungan yang teliti. Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada
hari kiamat dengan sendiri-sendiri. (Maryam 19: 88-95)
Jadi Penuding yang menuliskan
konteks makna ayat tersebut ternyata tidak mengerti dan sangat
keliru dengan makna lahirnya, Alias ngawur..
Kristen mengatakan:
Hadist Shahih Bukhari jilid III hal. 208 ayat 1493.
Semua anak Adam yang lahir sudah disentuh setan, kecuali Isa Putera Maryam.
Hanya Isa yang tidak dapat disentuh SETAN…mengapa?Krn Isa adalah TUHAN..ok2….
Hanya Isa Anak Maryam yang langsung masuk Syurga kerana Dia suci. (Maryam, 19:19)=>SUCI=ZAKKIYAH=FITRI
Q 19:19
Transliteration
Qala innama ana rasoolurabbiki li-ahaba laki ghulaman zakiyya(=>SUCI SEPENUHNYA)
Sahih International
He said, “I am only the messenger of your Lord to give you [news of] a pure boy.”
Semua anak Adam yang lahir sudah disentuh setan, kecuali Isa Putera Maryam.
Hanya Isa yang tidak dapat disentuh SETAN…mengapa?Krn Isa adalah TUHAN..ok2….
Hanya Isa Anak Maryam yang langsung masuk Syurga kerana Dia suci. (Maryam, 19:19)=>SUCI=ZAKKIYAH=FITRI
Q 19:19
Transliteration
Qala innama ana rasoolurabbiki li-ahaba laki ghulaman zakiyya(=>SUCI SEPENUHNYA)
Sahih International
He said, “I am only the messenger of your Lord to give you [news of] a pure boy.”
ADAKAH MANUSIA SUCI???ALQURAN MENCATAT TIDAK ADA
MANUSIA YANG BISA LUPUT DARI DOSA-DOSA KECIL…TERMASUK SAAT MANUSIA ITU DALAM
JANIN….[Q 53:32]
Q 53:32
Transliteration
Allatheena yajtaniboona kaba-iraal-ithmi walfawahisha illa allamama innarabbaka wasiAAu almaghfirati huwa aAAlamu bikum ithanshaakum mina al-ardi wa-ith antum ajinnatun feebutooni ommahatikum fala tuzakkoo anfusakumhuwa aAAlamu bimani ittaqa
Q 53:32
Transliteration
Allatheena yajtaniboona kaba-iraal-ithmi walfawahisha illa allamama innarabbaka wasiAAu almaghfirati huwa aAAlamu bikum ithanshaakum mina al-ardi wa-ith antum ajinnatun feebutooni ommahatikum fala tuzakkoo anfusakumhuwa aAAlamu bimani ittaqa
Jawab: Hadits yang sebenarnya
bunyi seperti ini :
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah
saw. bersabda: Tidak seorang bayi pun yang dilahirkan kecuali telah disentuh
oleh setan sehingga ia menangis menjerit karena sentuhan setan tersebut kecuali
putra Maryam dan ibunya. (Shahih Muslim No.4363)
Maksud ayat, QS, An
Najm: 32 adalah BAHWA SEMUA MANUSIA BERTANGGUNG JAWAB ATAS
PERBUATANNYA MASING-MASING
karena setiap bayi
yang lahir adalah suci, sebagaimana keterangan dalam hadits:
Tiap bayi
dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah-Islami). Ayah dan ibunya lah kelak yang
menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi (penyembah api dan berhala). (HR. Bukhari)
Jika penuding
mengatakan hanya Isa saja (bayi yang suci) tanpa dosa..
Apakah setiap orang
yang tidak berdosa itu menjadi Tuhan? Kalau begitu anak-anak adalah Tuhan,
karena mereka tidak berdosa, begitu juga orang gila dan orang yang hilang
kesadarannya.
Rasulullah
bersabda, “Qalam
diangkat dari tiga golongan: orang gila yang hilang akalnya sampai dia sembuh,
orang tidur sampai dia terjaga dan anak kecil sampai dia bermimpi basah.”(Kitab
Shahih Al-Jami:3512)
So, kalau Isa adalah
Tuhan : Dalam hadits
syafa’at uzhma menyebutkan, Lantas kenapa Isa menyuruh mereka
mendatangi Nabi Kami? Seandainya Nabi Isa adalah Tuhan, kenapa manusia meminta
syafa’at kepadanya dan tidak meminta ampunan? Bagaimana bisa dia dikatakan
sebagai Tuhan sementara dia Ikut berdiri bersama manusia dipadang mahsyar,
bahkan dia berkata, “Diriku, diriku.” (Maksudnya, dia pun belum tahu apakah
dirinya selamat atau tidak?) Kenapa Nabi Adam tidak menunjukkan kepada manusia
untuk mendatangi Nabi Isa langsung, apakah Nabi Adam tidak mengetahuinya?
Sesungguhnya Al-Masih sendiri tidak mengaku sebagai Tuhan. (Bukan setiap orang berseru kepada-Ku: Tuhan,
Tuhan! Akan masuk kedalam kerajaan surge, melainkan dia yang melakukan kehendak
Bapa-Ku yang disurga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku:
Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi-Mu,
dan mengadakan banyak mukjizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan
berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu!
Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!)
Sedangkan dalam
alkitab mereka sendiri mengatakan dalam (Perjanjian Baru) secara jelas dapat
kita ketahui bahwa hamba-hamba Tuhan itu terbagi ke dalam dua macam yang jahat
dan ada yang baik. Orang yang mengatakan semua manusia itu berdosa, berarti dia
mendustakan keterangan-keterangan Perjanjian Baru yang jelas tersebut. Injil
mengatakan:
1. “Sebab aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat,
tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak
mendengarnya” (Matius 13:17).
2. “Karena dengan demikianlah kamu
menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang
yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan
orang yang tidak benar” (Matius 5:45).
3. “Seperti yang telah
difirmankan-Nya sejak purbakala oleh mulut nabi-nabiNya yang kudus” (Lukas
1:70).
4. “Sebab tidak pernah nubuwat
dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus, orang-orang
berbicara atas nama Allah” (Surat Petrus Yang Kedua 1:21).
5. “Di sanalah akan terdapat ratap
dan kertak gigi, apabila kamu akan melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan
semua nabi di dalam Kerajaan Allah, tetapi kamu sendiri dicampakkan ke
luar” (Lukas 13:28).
6. “Kita tahu bahwa setiap orang
yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa; tetapi Dia yang lahir dari Allah
melindunginya, dan si jahat tidak dapat menjamahnya” (Surat Yohanes
Yang Pertama 5:18).
7. “Berbahagialah orang yang
dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga
………. Sebab demikian juga yang teraniaya nabi-nabi yang sebelum kamu” (Matius
5:10-12).
Pertama:
Ayat-ayat di atas secara
gamblang mengungkapkan bahwa para nabi itu suci, tak berdosa. Mereka telah
diciptakan oleh Allah dan adalah penghuni KerajaanNya. Syaitan tidak pernah
menyentuh mereka. Mereka dianiaya demi mempertahankan ketakwaan mereka. Adalah
jelas, orang yang mencapai martabat rohani seperti itu tidak mungkin berbuat
dosa. Syaitan juga tak pernah mampu mengungguli mereka. Bagaimanapun juga,
orang yang suka bertengkar sekalipun, dengan adanya keterangan ayat-ayat ini,
akan mengakui bahwa di kalangan Bani Adam (manusia keturunan Adam) terdapat
orang-orang yang berdosa dan jahat dan ada pula orang-orang yang saleh. Tidak
seluruhnya jahat dan berbuat dosa. Sekalinya kita menerima kebenaran ini, maka
akidah Kristen menjadi batal dan bangunan anggun Penebusan Dosa menjadi
berantakan.
Kedua:
Allah Swt.
menjadikan dan mengutuskan para nabi sebagai teladan dan panutan yang terbaik.
Mereka datang memberi pelajaran kepada manusia lewat imbauan. Dikatakan;….Namun
bertahun-tahun lamanya Engkau melanjutkan sabarMu terhadap mereka. Dengan RohMu
Engkau memperingatkan mereka” (Nehemia 9:30).
Sekarang, sekiranya
nabi sendiri terlibat dalam perbuatan jahat, bagaimana mungkin mereka dapat
menjadi teladan dan contoh untuk orang-orang lain dan menjadi pengawas mereka?
Jelas, apabila para nabi dikatakan berdosa, hal demikian berarti
nubuwatan-nubuwatan mereka dusta; dan ini jelas tidak benar dan akidah bahwa
semua nabi berdosa juga batal (gugur).
Ketiga:
Kitab Suci Bibel
menjadi saksi bahwa banyak sekali orang saleh dan suci telah berlalu. Mereka
sepanjang hidupnya tunduk kepada Allah dan taat kepada perintah-perintah-Nya.
Mereka tidak pernah membangkang. Saya akan menyebutkan beberapa di antara
orang-orang suci itu:
1. Yohanes (Yahya) Pembaptis dikatakan oleh Bibel sebagai orang suci dan berakhlak yang tak bernoda. Coba baca ayat-ayat berikut:
1. Yohanes (Yahya) Pembaptis dikatakan oleh Bibel sebagai orang suci dan berakhlak yang tak bernoda. Coba baca ayat-ayat berikut:
1. “Sebelum ia akan besar di hadapan
Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh
dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya” (Lukas 1:15).
2. “Tangan Tuhan menyertai
dia” (Lukas 1:66).
3. “Adapun anak itu bertambah besar
dan makin kuat rohnya. Dan ia tinggal di padang gurun sampai kepada hari ia
harus menampakkan diri kepada Israel” (Lukas 1: 80).
4. “Sebab Herodes segan akan Yohanes
karena ia tahu bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia
melingunginya” (Markus 6:20).
5. “Yohanes Pembaptis tampil di
padang gurun dan menyerukan: ‘Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis’” (Markus1:4).
6. “Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah
tampil seorang yang lebih besar daripadanya’” ( Matius 11:11)
7. “Karena Yohanes datang, ia tidak
makan, dan tidak minum, dan mereka berkata: ‘Ia kerasukan setan’. Kemudian anak
mereka berkata: ‘Manusia datang. Ia makan dan minum, dan mereka berkata: ‘Lihatlah,
Ia seorang pelahap dan peminum. Sahabat pemungut cukai dan orang berdosa.
Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya’” (Matius 11: 18).
8. “Pada waktu Hanas dan Kayafas
menjadi Imam Besar datanglah firman Allah kepada Yohanes, anak Zakaria, di padang
gurun” (Lukas 3:2).
Dari ayat-ayat ini
terbukti bahwa Yohanes (Yahya) adalah seorang suci dan bersih dari dosa. Ia
seorang yang menerima wahyu Tuhan. Tangan Tuhan di atas tangannya dan dia sejak
di dalam rahim ibunya sudah dipenuhi oleh Roh Kudus. Lagi pula dia pembaptis
orang-orang yang berdosa untuk bertobat dan untuk menyelamatkan manusia yang
penuh dosa. Dia terbesar dari antara orang-orang yang dilahirkan dari rahim
perempuan. Mungkinkah insan seperti ini orang berdosa? Saya berpendapat tak
akan ada orang Kristen yang berakal akan menetapkan Yohanes atau Yahya orang
berdosa, terutama setelah terbukti bahwa Isa Almasih dibaptis secara khusus
oleh Yohanes sendiri. Saya menyampaikan tantangan kepada semua orang Kristen
untuk membuktikan berdasarkan Bibel bahwa Yohanes itu berdosa.
2. Habel anak Adam. Habel juga seorang suci dan
benar dalam tiap perbuatannya. Tidak pernah melakukan perbuatan dosa. Dalam
Perjanjian Baru dikatakan:
1. “Supaya kamu menanggung akibat
penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai dari Habel, orang benar itu,
sampai kepada Zakaria anak Berekhya, yang kamu bunuh di antara tempat kudus dan
mezbah” (Matius 23:55).
2. “Karena iman Habel telah
mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik itu dari pada korban Kain.
Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar karena Allah
berkenan akan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia
mati” (Ibrani 11:4).
3. “Bukan seperti Kain, yang berasal
dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya dia membunuh?
Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar” (Yohanes 3:12).
3. Daniel a.s.: Menurut Bibel Nabi Daniel
juga tidak berdosa. Malahan, sebaliknya dari itu, kebersihannya dari dosa
didiukung oleh adanya kesaksian-kesaksian. Di dalam Bibel dikatakan tentang
Daniel:
1. a. “Pada akhirnya Daniel datang
menghadapku, yakni Daniel yang dinamai Beltsazar menurut nama dewaku, dan yang
penuh dengan roh para dewa yang kudus” (Daniel 4:8).
2. b. “Maka Daniel ini melebihi para
pejabat tinggi dan para wakil raja itu, karena ia mempunyai roh yang luar biasa
dan raja bermaksud untuk menempatkannya atas seluruh kerajaannya” (Daniel 6:4).
4. Raja
Nebukadnezar: “Berkatalah
ia kepada Daniel: ‘Daniel, hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kau sembah dengan
tekun, telah sanggupkan ia melepaskan engkau dari singa-singa itu’? Lalu kata
Daniel kepada raja: ‘Ya Raja, kekallah hidupmu! Allahku telah mengutus
malaikatnya untuk mengatupkan mulut-mulut singa itu, sehingga mereka tidak
mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tak bersalah di hadapanNya; tetapi juga
terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan” (Daniel
6:21-23).
5. Tentang Yusyah: Di dalam Perjanjian Lama
dikatakan: “Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN dan hidup sama seperti
Daud, bapa leluhurnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri” (II
Raja-raja 22:2).
6. Zakharia dan
isterinya: Tentang
keduanya dalam Injil ditulis: “Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup
menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak tercacat” (Lukas
1:6).
7. Raja Hizkia: Bibel menyebut tentang raja
ini:
1. “Ia percaya kepada TUHAN, Allah
Israel, dan di antara semua raja-raja Yehuda, baik yang sudah dia maupun yang
sebelumnya, tidak ada lagi yang sama seperti dia. Ia berpaut kepada TUHAN, tidak
menyimpang dari pada mengikuti Dia dan ia berpegang kepada perintah-perintah
TUHAN yang telah diperintahkanNya kepada Musa. Maka TUHAN menyertai dia; ke
manapun juga ia pergi berperang, ia beruntung. Ia memberontak kepada raja Asyur
dan tidak lagi takluk kepadanya” (II Raja-raja 18:57).
2. “Lalu Hizkia memalingkan mukanya
ke arah dinding dan ia berdo’a kepada TUHAN, ia berkata: “Ah TUHAN, ingatlah
kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapanMu dengan setia dan dengan tulus hati
dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mataMu” (Yesaya 38:2,3).
8. Samson bin
Monaheh: Sebelum lahir
malaikat telah memberikan kepada ibunya kabar suka tentang kelahirannya dalam
kata-kata yang terang dan jelas sebagai berikut:
“Oleh sebab itu,
peliharalah dirimu, jangan minum anggur atau minuman yang memabukkan dan jangan
makan sesuatu yang haram. Sebab engkau akan mengandung dan melahirkan seorang
anak laki-laki; kepalanya takkan kena pisau cukur, sebab sejak dari kandungan
ibunya sampai pada hari matinya anak itu akan menjadi seorang nazir
Allah” (Hakim-Hakim 13:4-7).
9. Samuel Nabi: Di hadapan seluruh Bani
Israel mengemukakan kesuciannya sebagai tantangan menguji kebenarannya dan
orang-orang menjadi saksi atas kesuciannya itu seperti berikut:
“Di sini aku
berdiri, berikanlah kesaksian menantang aku di hadapan TUHAN dan di hadapan
orang yang ku-urapiNya…Dari tangan siapakah telah kuterima sogok sehingga aku
harus tutup mata? Aku akan mengembalikannya kepadamu” Jawab mereka: “Engkau
tidak memeras kami dan engkau tidak memperlakukan kami dengan kekerasan dan
engkau tidak menerima apa-apa dari tangan siapapun.” Lalu berkatalah ia kepada
mereka “TUHAN menjadi saksi kepada kamu dan orang yang diurapiNya pun menjadi
saksi kepada kamu, bahwa kamu tidak mendapat apa-apa dalam tanganku.” Jawab
mereka: “Dia menjadi saksi” (Samuel 12:3-5).
10. Simon. Penulis Lukas mengatakan
tentang dia: “Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar
dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di
atasnya” (Lukas 2:25).
11. Yusuf, suami Maryam. Tentang dia
Injil menyebutnya dengan kata suci Dikatakan: “Karena Yusuf suaminya, seorang
yang tulis hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia
bermaksud menceraikannya dengan diam-diam” (Matius 1:19).
Saya mengemukakan
nama-nama tokoh-tokoh tersebut di atas sebagai sekadar contoh. Masih banyak
yang lain, Nuh, Daniel, dan Ayub a.s.; tentang mereka dikatakan:
“Hai anak manusia,
kalau sesuatu negeri berdosa kepadaKu dengan berobah setia dan Aku mengacungkan
tanganKu melawannya dengan memusnahkan persediaan makanannya dan mendatangkan
kelaparan atasnya dan melenyapkan dari negeri itu manusia dan binatang, biarpun
di tengah-tengahnya berada ketiga orang ini, yaitu Nuh, Daniel, dan Ayub,
mereka akan menyelamatkan hanya nyawanya sendiri karena kebenaran mereka,
demikianlah firman Tuhan ALLAH” (Yehezkiel 14:13,14).
Selain itu dalam
Alkitab pun mengatakan tentang Adam yang berbuat dosa, lalu keturunannya
menanggung beban dosa sampai kiamat. Dalam Bibel tegas-tegas dikatakan:
1. “Jangan ayah dihukum mati karena
anaknya, janganlah juga anak dihukum mati karena ayahnya; setiap orang harus
dihukum mati karena dosanya sendiri” (Ulangan 24:16).
2. “Tetapi anak-anak mereka tidak
dihukum mati olehnya, melainkan ia bertindak sesuai dengan apa yang tertulis
dalam Taurat, yakni kitab Musa, di mana TUHAN telah memberi perintah: ‘
Janganlah ayah mati karena anaknya, melainkan setiap orang harus mati karena
dosanya sendiri.” (II Tawarikh 25:4).
3. “Pada waktu itu orang tidak akan
berkata lagi: Ayah-ayah makan buah mentah, dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu,
melainkan: Setiap orang akan mati karena kesalahannya sendiri; setiap orang
yang makan buah mentah, giginya sendiri menjadi ngilu” (Yeremia
31:29,30).
4. “Sungguh, semua jiwa Aku punya! Baik
jiwa ayah maupun jiwa anak Aku punya! Dan orang yang berbuat dosa, itu yang
harus mati.” (Yehezkiel 18:4).
5. “Orang yang berbuat dosa, itu
yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah
tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat
kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya. Tetapi jkalau
orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang pada
segala ketetapanKu serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia
idak akan mati. Segala durhaka yang dibuatnya tidak akan diingat lagi terhadap
dia; ia akan hidup karena kebenaran yang dilakukannya” (Yehezkiel
18:20-22).
Terus jika
dikatakan Al-masih maksum (tidak mempunyai dosa) si penuding pasti berpendirian
Maryam itu bebas dosa?
Ini bukanlah
jawaban yang berarti. Kalau di dalam kepercayaan Kristen, dosa itu dikaitkan
kepada peristiwa Adam hanya semata-mata oleh karena mereka keturunan Adam,
mengapakah Isa Almasih oleh karena dosa ibunya tidak berdosa? Baiklah, mari
kita teruskan. Hawa makan buah pohon terlarang bersama-sama Adam. Tetapi,
menurut Bibel, dosa Hawa lebih besar karena dialah yang mula-mula makan buah
itu. Adam kemudian digoda untuk makan juga. Dikatakan:
“Perempuan itu
melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagi
pula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari
buahnya dan dimakannya dan diberikannya kepada suaminya yang bersama-sama
dengan dia, dan suaminya pun memakannya” (Kejadian 3:6).
Rasul Paulus
mengatakan: “Lagi pula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang
tergoda dan jatuh dalam dosa” (I Timotius 2:14).
Di sini jelas bahwa
dosa Hawa dibanding Adam dua kali lebih besar. Kalau landasan akidah Kristen
dianggap benar, maka anak yang lahir dari benih laki-laki dan perempuan dia
akan dapat separu dari dosa laki-laki dan separu dari dosa bagian perempuan.
Berarti dia berdosa tingkat menengah. Tetapi anak yang lahir dari seorang
perempuan saja dia akan mewarisi seluruh bagian dosa. Dalam kata-kata yang
lain, anak yang lahir dari seorang perempuan semata bukannya jadi bebas dosa,
malahan dosanya lebih besar dibanding anak-anak yang lain
untuk direnungkan saja bahwa
Nabi Muhammad SAW didalam Al-Qur'an hanya 5 kali disebutkan sementara Nabi Isa AS disebutkan didalam Al-Qur'an lebih banyak 25 kali namun Umat Islam tidak pernah mempertuhankan Nabi Isa AS maupun Nabi Muhammad SAW karena keduanya adalah manusia biasa yang memiliki mukjizat dari Allah SWT dimana syari'atnya untuk diikuti dan syari'at terakhir adalah dari Nabi Muhammad SAW
demikian pula bahwa di dalam Al-Qur'an dan didalam Injil tidak pernah ada ayat yang mengatakan bahwa Nabi Isa (Nabi Yesus) adalah TUHAN untuk disembah
Umat Islam meyakini bahwa :
1. Taurat adalah Kitab yang diturunkan oleh Allah SWT untuk umat Islam di jaman Nabi Musa AS
2. Kitab Zabur adalah Kitab yang diturunkan oleh Allah SWT untuk umat Islam di jaman Nabi Daud AS
3. Kitab Injil adalah Kitab yang diturunkan oleh Allah SWT untuk umat Islam di jaman Nabi Isa AS, dan
4. Al-Qur'an dalah Kitab yang diturunkan oleh Allah SWT untuk umat Islam di jaman Nabi Muhammad SAW
dimana Al-Qur'an telah menyempurnakan kitab nomor 1, 2, dan 3 sebagai kitab terakhir yang diimani oleh umat Islam yang Rahmatalil'alamiin.....
Penulisan diatas Insyaallah dapat menjawab semua tudingan diatas dengan ayat Al-Qur'an dan Hadits Rasulullah Muhammad SAW
SUMBER :
1. AL-QUR'ANUL KARIEM
2. HADITS NABI MUHAMMAD SAW
3. https://bin99.wordpress.com/2011/08/20/benarkah-al-quran-dan-hadits-isa-adalah-tuhan/
SUMBER :
1. AL-QUR'ANUL KARIEM
2. HADITS NABI MUHAMMAD SAW
3. https://bin99.wordpress.com/2011/08/20/benarkah-al-quran-dan-hadits-isa-adalah-tuhan/
WALLAHU A'LAMBISAWAAB.............
0 komentar :
Posting Komentar
Terima Kasih (Sukur Mo Anto)